10 Alasan Mengapa Ulasan Film Kraven The Hunter Sangat Buruk

Parepos – Sony kembali mengalami kegagalan dengan Kraven The Hunter, sebuah film dalam upaya panjang mereka membangun semesta sinematik Spider-Man tanpa Spider-Man. Film ini hanya mendapatkan rating 16% di Rotten Tomatoes saat artikel ini ditulis. Dengan respons awal yang buruk, tampaknya Kraven The Hunter akan mengikuti jejak kegagalan box office seperti Madame Web. Berikut adalah 10 alasan utama mengapa ulasan untuk film ini sangat negatif:

1. Tidak Ada Hiburan Ironic Seperti Film Sebelumnya

Film superhero Sony sering kali menarik perhatian dengan keanehan mereka yang tidak disengaja, seperti meme yang tercipta dari Morbius. Namun, Kraven The Hunter gagal menjadi bahan meme atau hiburan “so-bad-it’s-good.” Tidak ada antisipasi sosial media yang membantu menarik penonton, membuat film ini hanya meninggalkan rasa kecewa tanpa sisi hiburan ironis.

2. CGI Hewan yang Buruk

Sebagai karakter yang identik dengan hewan liar, Kraven The Hunter dipenuhi dengan CGI hewan seperti singa dan harimau. Sayangnya, kualitas efek ini dinilai buruk, jauh dari standar film seperti Mufasa: The Lion King. Kritikus membandingkannya dengan efek murahan dari gim Mortal Kombat: Armageddon. Kegagalan ini membuat film terlihat kurang meyakinkan, terutama untuk film dengan anggaran besar.

3. Ketidakkonsistenan Nada Film

Film ini dipasarkan sebagai aksi drama serius dengan rating R. Namun, kritikus menilai nada serius ini sering terganggu oleh elemen lain yang tidak relevan, seperti adegan flashback masa kecil Kraven yang mirip serial fantasi remaja. Romansa yang canggung antara Kraven dan Calypso juga memperparah ketidakkonsistenan, membuat film terasa seperti kehilangan arah.

4. Dipenuhi Karakter C-Lister dari Komik

Sony sepertinya memaksakan penggunaan karakter minor dari komik Spider-Man. Meski ada karakter seperti Rhino dan Chameleon yang sedikit dikenal, film ini juga memasukkan karakter seperti Calypso sebagai pengacara dan The Foreigner sebagai pembunuh bayaran. Karakter-karakter ini terasa tidak menarik karena tidak diberi kedalaman yang memadai.

5. Berusaha Membuka Jalan untuk Sekuel yang Tidak Akan Terjadi

Meski Kraven The Hunter tampaknya menjadi film terakhir dalam semesta Spider-Man Sony, film ini masih menyisihkan waktu untuk membangun sekuel yang kecil kemungkinan akan terwujud. Usaha ini terasa sia-sia, mirip seperti cameo Vulture di Morbius yang dinilai aneh dan tidak relevan.

6. Mengubah Karakter Kraven Secara Drastis dari Komiknya

Di komik, Kraven adalah pemburu kejam yang termotivasi oleh kecintaan terhadap tantangan. Namun, di film, ia diubah menjadi pelindung lingkungan yang membunuh manusia untuk menyelamatkan hewan. Transformasi ini membuat karakter Kraven kehilangan esensi uniknya dan hanya menjadi pahlawan generik.

7. Penampilan Aktor Berbakat yang Mengecewakan

Meski dibintangi oleh aktor berbakat seperti Aaron Taylor-Johnson dan Russell Crowe, akting mereka dinilai mengecewakan. Kritikus menyebutkan bahwa kepribadian “serius liar” Taylor-Johnson terasa membosankan, sementara Crowe kurang dimanfaatkan sebagai ayah kriminal Kraven. Hal ini memperburuk pengalaman menonton film.

8. Masalah ADR yang Buruk

Sama seperti Madame Web, Kraven The Hunter mengalami masalah dalam pengeditan audio. Dialog tambahan (ADR) sering terlihat tidak sinkron dengan gerakan bibir karakter atau terasa ditempelkan dengan terburu-buru. Masalah ini menyoroti lemahnya proses pascaproduksi Sony.

9. Hubungan dengan Spider-Man yang Lemah

Sebagai film tentang salah satu musuh Spider-Man, Kraven The Hunter hampir tidak memiliki hubungan yang kuat dengan sang pahlawan. Film ini hanya menyebutkan arachnophobia Kraven dan ibunya, yang terasa seperti referensi dangkal tanpa dampak pada cerita utama.

10. Naskah yang Lemah

Kritikus menyebutkan bahwa kelemahan utama film ini adalah naskahnya, baik dari sisi cerita maupun dialog. Dialog seperti “Nenekku meninggal di perjalanan itu, dan aku tidak pernah melihatnya lagi” dianggap konyol dan tidak bermakna. Kekurangan ini membuat film gagal memberikan kesan mendalam atau menarik.

Kesimpulan

Kraven The Hunter adalah bukti lain bahwa Sony kesulitan mengembangkan semesta Spider-Man tanpa Spider-Man. Dengan CGI yang buruk, karakter yang diubah secara drastis, dan naskah yang lemah, film ini menjadi salah satu kegagalan terbesar Sony. Jika Sony tidak memperbaiki pendekatannya, masa depan film Spider-Man spin-off mereka tampak suram.

tyrzah iskandar

Saya adalah penulis berita yang memiliki pengalaman 5thn lebih dalam membahas tentang dunia entertaiment seperti film

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *